Skip to main content

Makalah Tentang Sedimentasi

Makalah Tentang Sedimentasi
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya makalah tentang sedimentasi dapat diselesaikan. Walaupun dalam pengerjaannya terdapat beberapa kendala teknis dan non teknis, namun dapat kami atasi. Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah sedimentasi ini. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah sedimentasi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah tentang sedimentasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah yang memiliki pantai terbanyak di dunia. Pantai merupakan sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautandan daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya yang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai. Pantai merupakan tempat pasir berada, pasir yang berada di pantai bisa berasal dari pecahan terumbu karang atau juga bisa dari sedimentasi yang terbawa dari sungai (Firmansyah dkk, 2014). Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen atau endapan, atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau akumulasi dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat. Proses sedimentasi umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena material pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi semula. (Firmansyah dkk, 2014).
Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah yang lebih tenang, seperti muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut. Terjadinya sedimentasi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis pantai. Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan terhadap perubahan lingkungan. (Firmansyah dkk, 2014).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara lain adalah aktivitas di daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, peningkatan permintaan akan ruang dan sumberdaya, serta dinamika lingkungan pantai. Disamping itu perairan pesisir dipengaruhi oleh interaksi dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater). Berbagai macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di daratan maupun di lautan juga mendorong terjadinya perubahan lingkungan di wilayah pesisir. (Firmansyah dkk, 2014).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sedimentasi

Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami proses pelapukan, peluluhan (disintegration), pengangkutan oleh air, angin dan gaya gravitasi, serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga membentuk lapisan-lapisan di permukaan bumi yang padat atau tidak terkonsolidasi (Bates dan Jackson, 1987). Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh: material biogenik yang berasal dari organisma; material autigenik hasil proses kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa pengendapan sebelumnya, dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung). Sedimen menurut Lonawarta (1996) adalah lepasnya puing-puing endapan padat pada permukaan bumi yang dapat terkandung di dalam udara, air, atau es dibawah kondisi normal.
Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Tekstur sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Komposisi sedimen merupakan acuan terhadap mineral-mineral dan struktur kimia dalam batuan. Batuan klastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya berupa material detrital (misalnya batupasir dan serpihan). Batuan nonklastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya berupa material organik dan unsur kimia (misalnya batugamping terumbu, halit, dan dolomit). Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut. Ukuran-ukuran partikel sedimen sangat ditentukan oleh sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang terdapat di berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lainnya.

2.2 Jenis-Jenis Sedimen

Chester (1993) membagi sedimen laut menjadi 2 kelompok yaitu:
  1. Nearshore sediment, sebagian besar endapan sedimennya dipengaruhi kuat oleh kedekatannya dengan daratan sehingga mengakibatkan kondisi fisika kimia dan biologi sedimen ini lebih bervariasi dibandingkan dengan deep-sea sediment.
  2. Deep-sea sediment, sebagian besar mengendap di perairan dalam di atas 500 m dan banyak faktor seperti jauhnya dari daratan, reaksi antara komponen terlarut dalam kolom perairan serta hadirnya biomassa khusus yang mendominasi lingkungan laut dalam yang menyebabkan sedimen ini merupakan habitat yang unik di planet dan memiliki karateristik yang sangat berbeda dengan daerah continental / near shore.

Menurut asalnya Garrison (2006) menggolongkan sedimen ke dalam 4 bagian yaitu:
  1. Sedimen Terrigenous, Jenis sedimen ini berasal dari erosi yang berasal dari benua atau pulau, letusan gunung berapi dan segumpalan debu. Sedimen ini lebih dikenal dengan batuan yang berasal dari gunung berapi seperti granit yang bersumber dari tanah liat dan batuan kwarsa yang menjadi dua komponen penyusun sedimen terrigenous.
  2. Sedimen Lithogenous, Sedimen ini berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat. Hal ini diakibatkan karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim, seperti adanya pemanasan dan pendinginan terhadap batu-batuan yang terjadi secara terus-menerus. Partikel-partikel ini diangkut dari daratan ke laut oleh sungai-sungai. Begitu sedimen mencapai lautan, partikel-partikel yang berukuran besar cenderung untuk lebih cepat tenggelam dan menetap dari yang berukuran lebih kecil. Kecepatan tenggelamnya partikel-partikel ini telah dihitung, dimana jenis partikel pasir hanya memerlukan waktu kira-kira 1,8 hari untuk tenggelam dan menetap di atas lapisan atas dasar laut yang mempunyai kedalaman 4.000 meter. Sedangkan jenis partikel lumpur yang berukuran lebih kecil membutuhkan waktu kira-kira 185 hari dan jenis partikel tanah liat membutuhkan waktu kira-kira 51 tahun pada kedalaman kolom air yang sama. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jikalau pasir akan segera diendapkan begitu sampai di laut dan cenderung untuk mengumpul di daerah pantai (Hutabarat dan Stewart, 2000).
  3. Sedimen Biogenous, Sedimen ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup. Jenis sedimen ini digolongkan ke dalam dua tipe utama yaitu calcareous dan siliceous ooze. Material siliceous dan calcareous pada waktu itu di ekstrak dari laut dengan aktivitas normal dari tanaman dan hewan untuk membangun rangka dan cangkang. Kebanyakan organisme yang menghasilkan sedimen biogenous mengapung bebas di perairan seperti plankton. Sedimen biogenous paling berlimpah dimana cukup nutrien yang mendorong produktivitas biologi yang tinggi, selalu terjadi pada wilayah dekat continental margin dan area upwelling. Thurman dan Trujillo (2004) menyatakan bahwa dua campuran kimiawi yang paling umum terdapat dalam sedimen biogenous adalah calcium carbonat (CaCO3), dimana tersusun dari mineral calcite) dan silica (SiO2). Seringkali silica secara kimiawi dikombinasikan dengan air untuk menghasikan SiO2 dan nH2O.
  4. Sedimen Hydrogenous, Sedimen hydrogenous terdiri dari mineral yang mempercepat proses presipitasi dari laut. Jenis partikel ini dibentuk sebagai hasil reaksi kimia dalam air laut. Reaksi kimia yang terjadi disini bersifat sangat lambat, dimana untuk membentuk sebuah nodule yang besar diperlukan waktu selama berjuta-juta tahun dan proses ini kemudian akan berhenti sama sekali jika nodule telah terkubur di dalam sedimen. Di pusat perputaran, jauh dari benua, partikel sedimen terakumulasi sangat lambat (Garrison, 2006).

2.3 Bentuk Sedimen

Berdasarkan hasil observasi Dahuri (2008) komposisi material sedimen yang terklasifikasi pada pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir sedang, pasir sangat halus, pasir kasar dan kerikil, selain itu didapati juga debu dan batu. Rataan empirik dari distribusi granulometri sedimen yang terbanyak diperoleh yaitu: pasir halus dengan penyortiran tersortir buruk, nilai kemencengan asimetris ke ukuran kecil dan simetris granulometri yang peruncingannya mesokurtik. Faktor hidrodinamika yang berperan dalam transport sedimen pada daerah pantai Sindulang Satu adalah arus pasut.


Berdasarkan hasil pengamatan megaskopis dan mikroskopis sedimen permukaan dasar laut Perairan Tambelan, tekstur sedimen dapat diklasifikasikan menjadi lempung, lempung lanauan, lempung pasiran, lanau lempungan, lanau, pasir lempungan, pasir lanauan, pasir (sangat halus sampai sangat kasar), pasir kerakalan dan kerakal. Sedimen berbutir kasar dengan kandungan kerikil-pasir kuarsa dijumpai di wilayah selat, sedangkan sedimen yang lebih halus diendapkan di laut terbuka. Komposisi mineral karbonat atau gamping meningkat pada sedimen sekitar pulau karang dan terumbu karang. Mineral ini juga dijumpai pada sedimen laut terbuka dan pantai berpasir, namun tidak teridentifikasi pada hutan bakau. Komponen tumbuhan berupa serasah dalam sedimen hutan bakau menunjukkan peningkatan proporsi dibandingkan dengan wilayah lain. Batubara juga ditemukan pada sedimen hutan bakau (Isnaniawardhani, 2010).

2.4 Fenomena Sedimentasi di Daerah Intertidal

Pengendapan merupakan proses terbawanya material hasil pengikisan dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser ke suatu wilayah kemudian diendapkan. Semua batuan dan material hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi suatu batuan yang dinamakan batuan sedimen. Batuan sedimen yang kemudian terakumulasi ini lama-kelamaan akan menjadi suatu bentuk bentang alam di bumi. Bentuk bentang alam yang dihasilkan dari proses pengendapan ini akan berbeda disuatu tempat dan tempat lainnya berdasarkan media yang menjadi pembawa material endapan. Jenis pengendapan berdasarkan media pengangkutnya antara lain (Hallaf, 2006):

  1. Pengendapan oleh air sungai. Pengendapan ini terjadi karena pengikisan daerah aliran sungai oleh arus sungai.
  2. Pengendapan oleh air laut. Pengendapan ini biasa terjadi karena adanya pengaruh arus dan gelombang di daerah pesisir laut. Batuan sedimen hasil pengendapan oleh air laut disebut sebagai sedimen marine.
  3. Pengendapan oleh angin. Pengendapan yang terjadi oleh angin dapat terjadi apabila material (pasir) disuatu tempat terkikis oleh angin dan kemudian diendapkan di suatu tempat dan menjadi gumuk pasir (sand dune). Pengendapan ini dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Batuan hasil pengendapannya disebut sedimen aeolis.

2.5 Manfaat Sedimen

Sedimen laut terdiri dari bahan organic dan anorganic, sedimen dari bahan organic biasanya berasal dari sisa-sisa mahluk hidup yang mati dari tumbuhan maupun hewan laut. Biasanya sedimen organic ini dimanfaatkan oleh hewan laut dalam untuk sumber makannya. Ada pula sedimen laut dimanfaat untuk tempat perlindungan dari bahaya predator, dengan demikian sedimen di dasar laut dalam sebagai ekosistem baru bagi hewan laut dalam. Sedimen organic juga dapat dirubah oleh detritus menjadi ion (Rifardi, 2008).
Menurut Fahmi (2009), sebuah solusi inovatif untuk menyimpan karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan manusia, yang mana kini semakin menumpuk di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global dapat disimpan di dalam sedimen yang ada di dasar lautan. Hal ini dilakukan karena telah ditemukan bahwa sedimen di laut dalam dapat menyediakan tempat yang permanen dan tak terbatas untuk menyimpan gas rumah kaca dan diperkirakan bahwa sedimen yang berada di lantai samudera wilayah Amerika cukup luas untuk menyimpan emisi karbon dioksida nasional untuk ribuan tahun yang akan datang.

2.6 Tipe-Tipe Sedimentasi

Menurut Azizah (2014) Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel untuk berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu:
  • Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel diskret, partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.
  • Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah.
  • Settling tipe III: merupakan pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antar-partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.
  • Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang telah mengendap yang tejadi karena berat partikel.

2.7 Proses Terjadinya Sedimentasi

Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
  1. Sedimentasi fluvial, merupakan proses prngendapan materi yang diangkut oleh sungai dan diendapkan disepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai. Hasil bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
  2. Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial) merupakan proses pengendapan materi yang diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand dunes) atau gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai.
  3. Sedimentasi laut (marine sedimentation) merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali disepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang menghubungkan dua pulau (tombolo).
Sedimen di dalam sungai, terlarut atau tidak terlarut, merupakan produk dari pelapukan batuan induk yaitu partikel-partikel tanah. Begitu sedimen memasuki badan sungai, maka berlangsunglah pengangkutan sedimen. Kecepatan pengangkutan sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan ukuran partikel sedimen. Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut aliran air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak dengan cara melayang (suspended load), sedang partikel yang lebih besar antara lain, pasir kasar cenderung bergerak dengan cara melompat (saltation load). Partikel yang lebih besar dari pasir, misalnya kerikil (gravel) bergerak dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai (bed load). Karena bed load senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai kadang-kadang naik (agradasi), tetapi kadang-kadang turun (degradasi) dan naik turunnya dasar sungai disebut alterasi dasar sungai (river bed alterasion). Wash load dan suspended load tidak berpengaruh pada alterasi dasar sungai, tetapi dapat mengendap di dasar-dasar waduk atau muara-muara sungai. Penghasil sedimen terbesar adalah erosi permukaan lereng pegunungan, erosi sungai (dasar dan tebing alur sungai) dan bahan-bahan hasil letusan gunung berapi yang masih aktif (Azizah, 2014)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Tekstur sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
[.docx]

Comments

Popular posts from this blog

10 Jembatan Paling Terkenal Di Dunia

10 Jembatan Paling Terkenal Di Dunia - Jembatan merupakan sebuah sarana untuk menyeberangi sungai ataupun lautan. Jembatan paling terkenal di dunia berikut mungkin adalah jembatan terpanjang, jembatan tertinggi di dunia. Banyak wisatawan dari penjuru dunia datang hanya untuk melihat maupun berfoto diatas jembatan ini. Berikut adalah 10 jembatan paling terkenal di dunia . 1. Jembatan Golden Gate, Amerika Serikat Jembatan paling terkenal pertama adalah jembatan Golden Gate. Jembatan Golden Gate (Golden Gate Bridge) menghubungkan antara San Fransisco dengan California. Jembatan ini memiliki panjang keseluruhan sekitar 2.727 meter dan tinggi 230 meter diatas permukaan laut. Jembatan Golden Gate dibuka pertama kali pada tahun 1937 dan merupakan jembatan paling terkenal serta menjadi daya tarik wisata paling populer di San Francisco. 2. Jembatan Menara, Inggris Jembatan paling terkenal kedua adalah jembatan Menara. Jembatan Menara (Tower Bridge) dibangun pada tahun 1886 dan

10 Daftar Film Terbaru Mei 2017

10 Daftar Film Terbaru Mei 2017 - Pada era globalisasi ini film sudah menjadi teman nonton yang paling digemari. Terlebih lagi animasi-animasi film sekarang sudah mumpuni dan seperti aslinya. Pasti kita merasa tak sabar ingin menonton film terbaru di bioskop-bioskop kesayangan. Bagi yang lagi menunggu film terbaru 2017 , berikut daftar film box office terbaru terbit pada bulan Mei 2017 beserta jadwal film bioskop terbit Mei 2017 . Yang pasti film di bawah ini bergenre film Action, film Animation, film Crime, film Sci-Fi, film Superhero, Wars, Thriller, Horror, Comedy, Drama, Romance, Musical, Adventure, Adaptation, True Story dan lainnya. Berikut 10 Daftar Film Terbaru Mei 2017 . Baca juga 10 Film April 2017 . 1# Guardians Of The Galaxy 2 (2017) # Poster Terbit : 5 May 2017 Tapike Director: James Gunn Cast: Chris Pratt Zoe Saldana Dave Bautista Vin Diesel Bradley Cooper Companies: Walt Disney Pictures Genre : Drama IMDb Guardians Of The Galaxy 2 Official Trailer

10 Artis Korea Paling Cantik

10 Artis Korea Paling Cantik - Pada postingan sebelumya, Tapike telah membahas siapa saja artis korea yang termasuk dalam daftar 10 artis korea paling ganteng . Jadi tidak lengkap rasanya kalo Tapike tidak membahas siapa saja artis korea paling cantik. Oke, kita langsung saja ya, Berikut 10 artis Korea paling cantik . 1. Song Hye Kyo Artis korea paling cantik pertama adalah Song Hye Kyo. Artis cantik yang lahir di Daegu, Korea selatan pada tanggal 26 Februari 1982 ini awalnya mengikuti ajang kompetisi pencarian model di serial Minggu pagi. Song Hye Kyo mulai populer ketika dia sukses dengan perannya di Autumn in My Heart dengan lawan mainnya Song Seung dan Won Bin. Tak hanya di korea selatan, tokoh Choi Eun-Seo yang diperankan olehnya  juga sukses sampai ke Asia. Lewat drama tersebut Hye Kyo berhasil membawa pulang beberapa penghargaan di ajang KBS Drama Award 2000. 2. Park Min Young Artis korea paling cantik selanjutnya adalah Park Min Young. Artis cantik kelahiran Seou